Kamis, 15 September 2022/18 Safar 1444, Pesantren Ibnu Taimiyah mengadakan seminar kesehatan jiwa dengan tema “Self Diagnose” bagi guru Pesantren Ibnu Taimiyah. Walaupun sasarannya adalah para guru, bagi karyawan yang berminat dipersilakan untuk mengikuti acara tersebut. Acara ini dibagi ke dalam dua sesi, pertama sesi untuk para santri banat yang dimulai pada pukul 08.00 – 9.30 WIB di Masjid Banat Sedangkan sesi kedua, khusus guru yang diadakan di Auditorium Syekh Jamal Yusuf Al-Haddad pada pukul 10.00 – 12.00 WIB.
Acara yang diprakarsai oleh MTs dan Kesantrian Putri ini mengundang pembicara Ibu Dra. Psi. Tynsusi Nurhidayati sebagai Kepala Lembaga Psikologi, PT. Optima Persona Prima. Self Diagnose merupakan proses diagnosis mandiri terhadap kondisi kesehatan kejiwaan melalui berbagai sumber informasi yang pada akhirnya akan berakibat tidak baik bagi diri sendiri. Hal ini karena proses diagnosis mandiri tersebut hanyalah bersumber dari analisis pribadi dengan sumber-sumber informasi dari internet atau lainnya yang belum tentu benar tanpa melibatkan pihak ketiga yang lebih paham mengenai hal tersebut. Sehingga, akan muncul kesimpulan yang mungkin tidak akurat ataupun salah sama sekali. Kondisi ini bisa diatasi dengan cara membatasi informasi yang sifatnya umum kemudian dilanjutkan konsultasi dengan pihak yang berkompeten seperti psikolog.
Selain materi Self Diagnose, Ibu Tynsusi pun membahas mengenai Self Harm/Self Injury pada anak atau siswa di sekolah. Self Harm (menyakiti diri) merupakan gangguan mental (psikis) yang mengakibatkan pelakunya melakukan tindakan yang menyakiti diri sendiri sehingga emosi yang terpendam menjadi tersalurkan. Menurut Ibu Tynsusi, Self Harm ini didasari dua hal yaitu, untuk eksistensi diri dan pengaruh dari lingkungan sekitar terutama keluarga yang tidak harmonis. Jika hanya untuk eksistensi diri, hal ini mudah untuk diterapi oleh para guru atau orang tua. Akan tetapi, jika hal ini merupakan emosi yang terpendam lama dan pengaruh dari luar maka perlu tahapan-tahapan khusus dan ditangani lebih serius. Self Harm ini merupakan penyakit mental yang menular. Sama halnya dengan Bullying (perundungan), Self Harm muncul sebagai peluapan emosi yang biasanya terjadi pada individu yang lemah secara mental sehingga bentuk aksinya berupa menyakiti diri sendiri. Salah satu solusi yang bisa diberikan terutama di sekolah adalah mengajak komunikasi baik pelaku maupun korban dengan pendekatan yang persuasif. Setidaknya dengan cara ini siswa dapat lebih terbuka dan mengendalikan emosinya dengan cara yang lebih baik, demikian intisari yang diberikan oleh beliau sebagai konsultan psikologi. (FFR)